Newest Post
Archive for September 2013
Lumut kerak (lichen) adalah fungi yang bersimbiosis secara mutualisme dengan ganggang (alga). Jamur memperoleh makanan dari hasil fotosintesis alga, sedangkan alga memperoleh air dan mineral dari jamur.
Lichen melakukan reproduksi seksual dan aseksual. Fungi pada banyak
lichen bereproduksi secara seksual dengan cara membentuk askokarpus atau
basidiokarpus. Reproduksi seksual terjadi baik melalui fragmentasi
induk lichen atau melalui pembentukan struktur yang terspesialisasi yang
disebut soredia. Soredia adalah kumpulan hifa kecil dengan alga yang
tertanam di dalamnya.
Lichen mempunyai beberapa peranan bagi kehidupan, yaitu sebagai
tumbuhan perintis, sebagai indikator adanya polusi udara, sebagai bahan
penyimak kulit, bahan pewarna, dan bahan kosmetik serta di daerah tundra
berperan sebagai bahan makanan untuk rusa kutub.
Lichens
Mikorhiza adalah asosiasi mutualistik akar tumbuhan dengan fungi. Kata mycorrhizae berarti “akar fungi”, yang mengacu pada struktur yang dibentuk baik oleh sel-sel akar dan hifa dari fungi yang bergabung. Perluasan miselium fungi dari hifa yang membentuk mikhoriza itu akan sangat banyak meningkatkan permukaan penyerapan akar tumbuhan tersebut. Mikorhiza dibedakan menjadi dua tipe, yaitu ektomikorhiza dan endomikorhiza.
Perbedaan antara ektomikorhiza dan endomikorhiza sebagai berikut.
Ektomikorhiza
|
Endomikorhiza
|
1.Hifanya tidak sampai menembus sel-sel korteks.
2.Tidak dapat hidup tanpa bersimbiosis dengan akar tumbuhan inangnya.
3.Terdapat pada pohon pinus.
|
1.Hifanya menembus sampai pada sel-sel korteks.
2.Dapat hidup tanpa bersimbiosis.
3.Terdapat pada berbagai jenis pohon, tanaman anggrek dan sayuran, serta pada tanah-tanah yang lembab.
|
Endomikorhiza
cari
Mikoriza adalah bentuk simbiosis antara cendawan (fungi) dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berpembuluh, Tracheophyta), khususnya pada sistem perakaran.
Terdapat juga cendawan yang bersimbiosis dengan cendawan lainnya,
tetapi sebutan mikoriza biasanya adalah untuk simbiosis cendawan yang
menginfeksi akar tumbuhan. Bentuk simbiosis ini terutama adalah simbiosis mutualisme, meskipun pada beberapa kasus dapat berupa simbiosis parasitisme lemah.
Mikoriza merupakan gejala umum pada perakaran tumbuhan. Sekitar 90% suku tumbuhan (mencakup sekitar 80% spesies tumbuhan) memiliki asosiasi simbiotik ini. Catatan fosil menunjukkan asosiasi ini telah ada sejak Zaman Karbon.
Nama "mikoriza" adalah serapan dari istilah bahasa Inggris, mycorrhiza, yang juga bentukan dari dua kata bahasa Yunani Kuna: μύκης mýkēs, "jamur", dan ῥίζα rhiza ‚"akar".
Mikoriza dapat diinokulasi secara buatan. Namun demikian, inokulasi mikoriza asing memerlukan bantuan mikoriza lokal, misalnya dengan menambahkan tanah dari tempat asal tumbuhan.
Dua kelompok mikoriza terbesar adalah ektomikoriza (EcM) dan endomikoriza (EM). Endomikoriza terutama didominasi oleh mikoriza arbuskular (arbuscular mycorrhizae, AM), ditambah dengan sekelompok mikoriza erikoid dan mikoriza arbutoid yang menginfeksi tumbuhan kelompok Ericoidae.
Semua endomikoriza termasuk ke dalam filum Glomeromycota, misalnya genus Gigaspora, Scultellospora, Acaulospora, Entrophospora, Glomus, dan Sclerocystis. Terdapat sekitar 150 jenis (spesies) spora cendawan AM yang telah dideskripsi. AM tergolong dalam kelompok khusus dari populasi mikoriza yang sangat banyak mengkolonisasi rizosfer, yaitu di dalam akar, permukaan akar, dan di daerah sekitar akar. Hifa eksternal yang berhubungan dengan tanah dan struktur infeksi seperti arbuskula di dalam akar menjamin adanya perluasan penyerapan unsur-unsur hara dari tanah dan peningkatan transfer hara (khususnya fosfor) ke tumbuhan, sedangkan cendawan memperoleh karbon organik dari tumbuhan inangnya (Marschner, 1995).
Mikoriza dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan cara menginfeksinya, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.
Vesikula berbentuk butiran-butiran di dalam sitoplasma yang mengandung lipid dan menjadi alat reproduksi vegetatif mikoriza, khususnya bila sel pecah akibat rusaknya korteks akar. Arbuskula berwujud kumpulan hifa yang menembus plasmalema dan membantu transportasi hara di dalam sel tumbuhan. Pembentukan vesikula dan arbuskula dalam sel menunjukkan bahwa simbiosis telah terjadi dengan sempurna dan tanaman sudah dapat menikmati hasil kerja sama dengan mikoriza berupa meningkatnya ketersediaan unsur hara yang diserap dari dalam tanah.
Selain vesikula dan arbuskula, terbentuk hifa eksternal yang dapat membantu memperluas ruang penyerapan hara oleh akar. Pada bawang merah, misalnya, panjang hifa eksternal dapat mencapai 80 cm per satu cm panjang akar. Di luar akar, hifa dapat membentuk sporangium yang menghasilkan spora sebagai alat reproduksi.
AM banyak membawa keuntungan bagi tumbuhan simbionnya. Ia memperbaiki hasil tumbuhan dan mengurangi masukan pupuk pada tanaman pertanian. Ini terjadi karena MVA meningkatkan ketersediaan beberapa hara di tanah yang diperlukan tanaman, terutama fosfat. Peningkatan penyerapan fosfat diiringi dengan peningkatan penyerapan hara lain, seperti nitrogen (N), seng (Zn), tembaga (Cu), dan belerang (S). Selain itu, MVA memperluas ruang tanah yang dapat dijangkau oleh tanaman inang. Jeruk, umpamanya, dikenal responsif terhadap inokulasi MVA. Inokulasi ini dapat mengarah pada menurunnya penggunaan pupuk P. Selain meningkatkan ketersediaan hara, AM meningkatkan toleransi tumbuhan terhadap kurangnya pasokan air. Luasnya jaringan hifa di tanah membantu akar menyerap air. MVA memengaruhi ketahanan tumbuhan inang terhadap serangan penyakit. AM, tergantung jenisnya, dapat mengurangi pengaruh serangan jamur patogen. Demikian pula, juga dapat mengurangi serangan nematoda. Sebaliknya, tumbuhan yang terinfeksi AM menurun ketahanannya terhadap serangan virus.
Pengaruh AM lain yang pernah teramati adalah dukungannya terhadap simbiosis antara bakteri bintil akar dan polong-polongan, produksi giberelin oleh Gibberella mosseae, memengaruhi sintesis fitohormon tertentu, dan memperbaiki struktur agregasi tanah.
1. Modifikasi Kimia oleh mikoriza dalam proses kelarutan P tanah Pengaruh Mikoriza Arbuskula Pada Ketersediaan dan Penyerapan Unsur Hara Pada tahap ini, terjadi modifikasi kimia oleh mikoriza terhadap akar tanaman, sehingga tanaman mengeksudasi asam-asam norganik dan enzim fosfatase asam yang memacu proses mineralisasi P. Eksudasi akar tersebut terjadi sebagai respon tanaman terhadap kondisi tanah yang kahat P, yang mempengaruhi kimia rizosfer.
2. Perpendekan jarak difusi oleh tanaman bermikoriza. Mekanisme utama bagi pergerakan P ke permukaan akarah melalui difusi yang terjadi akibat adanya gradien konsentrasi, serta merupakan proses yang sangat lambat. Jarak difusi ion-ion fosfat tersebut dapat diperpendek dengan hifa eksternal CMA, yang juga dapat berfungsi sebagai alat penyerap dan translokasi fosfat.
3. Penyerapan P tetap terjadi pada tanaman bermikoriza meskipun terjadi penurunan konsentrasi minimum P. Konsentrasi P yang ada di larutan tanah dapat menjadi sangat rendah dan mencapai konsentrasi minimum yang dapat diserap akar, hal ini terjadi sebagai akibat terjadinya proses penyerapan ion fosfat yang ada di permukaan akar. Di bawah konsentrasi minimum tersebut akar tidak mampu lagi menyerap P dan unsur hara lainnya, sedangkan pada akar bermikoriza, penyerapan tetap terjadi sekalipun konsentrasi ion fosfat berada di bawah konsentrasi minimum yang dapat diserap oleh akar. Proses ini ini terjadi karena afinitas hifa eksternal yang lebih tinggi atau peningkatan daya tarikmenarik ion-ion fosfat yang menyebabkan pergerakan P lebih cepat ke dalam hifa MVA.
Mikoriza merupakan gejala umum pada perakaran tumbuhan. Sekitar 90% suku tumbuhan (mencakup sekitar 80% spesies tumbuhan) memiliki asosiasi simbiotik ini. Catatan fosil menunjukkan asosiasi ini telah ada sejak Zaman Karbon.
Nama "mikoriza" adalah serapan dari istilah bahasa Inggris, mycorrhiza, yang juga bentukan dari dua kata bahasa Yunani Kuna: μύκης mýkēs, "jamur", dan ῥίζα rhiza ‚"akar".
Daftar isi
Keanekaragaman
Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya dengan mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya. Sebagai misalnya, semaian pinus biasanya gagal tumbuh setelah pemindahan apabila tidak terbentuk jaringan mikoriza di sekitar akarnya. Hanya sedikit kelompok tumbuhan yang tidak menjadi simbion, seperti dari Brassicaceae, Commelinaceae, Juncaceae, Proteaceae, Capparaceae, Cyperaceae, Polygonaceae, Resedaceae, Urticaceae, dan Caryophyllales.Mikoriza dapat diinokulasi secara buatan. Namun demikian, inokulasi mikoriza asing memerlukan bantuan mikoriza lokal, misalnya dengan menambahkan tanah dari tempat asal tumbuhan.
Dua kelompok mikoriza terbesar adalah ektomikoriza (EcM) dan endomikoriza (EM). Endomikoriza terutama didominasi oleh mikoriza arbuskular (arbuscular mycorrhizae, AM), ditambah dengan sekelompok mikoriza erikoid dan mikoriza arbutoid yang menginfeksi tumbuhan kelompok Ericoidae.
Semua endomikoriza termasuk ke dalam filum Glomeromycota, misalnya genus Gigaspora, Scultellospora, Acaulospora, Entrophospora, Glomus, dan Sclerocystis. Terdapat sekitar 150 jenis (spesies) spora cendawan AM yang telah dideskripsi. AM tergolong dalam kelompok khusus dari populasi mikoriza yang sangat banyak mengkolonisasi rizosfer, yaitu di dalam akar, permukaan akar, dan di daerah sekitar akar. Hifa eksternal yang berhubungan dengan tanah dan struktur infeksi seperti arbuskula di dalam akar menjamin adanya perluasan penyerapan unsur-unsur hara dari tanah dan peningkatan transfer hara (khususnya fosfor) ke tumbuhan, sedangkan cendawan memperoleh karbon organik dari tumbuhan inangnya (Marschner, 1995).
Endomikoriza dan ektomikoriza
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Ektomikoriza
Ektomikoriza menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel ujung akar. Akibat serangannya, terlihat jalinan miselia berwarna putih pada bagian rambut-rambut akar, dikenal sebagai jala Hartig. Serangan ini dapat menyebabkan perubahan morfologi akar. Akar-akar memendek, membengkak, bercabang dikotom, dan dapat membentuk pigmen. Infektivitas tergantung isolat dan kultivar tumbuhan inang. Tumbuhan inangnya biasanya tumbuhan tahunan atau pohon. Beberapa di antaranya merupakan komoditi kehutanan dan pertanian seperti sengon, jati, serta beberapa tanaman buah seperti mangga, rambutan, dan jeruk. Selain itu pohon-pohon anggota Betulaceae, Fagaceae, dan Pinaceae juga menjadi inangnya. Pada umumnya ektomikoriza termasuk dalam filum Basidiomycota dan Ascomycota. Ada sedikit anggota Zygomycota yang juga menjadi cendawan ektomikoriza.Endomikoriza
Endomikoriza menginfeksi bagian dalam akar, di dalam dan di antara sel-sel ujung akar (root tip). Hifa masuk ke dalam sel atau mengisi ruang-ruang antarsel. Jenis mikoriza ini banyak ditemukan pada tumbuhan semusim yang merupakan komoditi pertanian penting, seperti kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran dan tanaman hias. Infeksi ini tidak menyebabkan perubahan morfologi akar, tetapi mengubah penampilan sel dan jaringan akar. Berdasarkan tipe infeksinya, dikenal tiga kelompok endomikoriza: ericaceous (Ericales dengan sejumlah Ascomycota), orchidaceous (Orchidaceae dengan sekelompok Basidiomycota), dan vesikular arbuskular (sejumlah tumbuhan berpembuluh dengan Endogonales, membentuk struktur vesikula (gelembung) dan arbuskula dalam korteks akar) disingkat MVA.Mikoriza arbuskular
Mikoriza arbuskular (AM, dulu disebut mikoriza vesikular-arbuskular, VAM) tumbuh dari luar perakaran lalu masuk ke dalam jaringan perakaran dan pada gilirannya memasuki sel-sel perakaran. AM di dalam jaringan akan membentuk arbuskula, yaitu jaringan hifa yang menembus sela-sela sel dan bahkan menembus sel melalui plasmalema. Di dalam sel, hifa akan membentuk vesikula, suatu gelembung-gelembung kecil di sitoplasma. AM sulit ditumbuhkan secara aksenik (media buatan) sehingga MVA dianggap merupakan simbion obligat (wajib).Vesikula berbentuk butiran-butiran di dalam sitoplasma yang mengandung lipid dan menjadi alat reproduksi vegetatif mikoriza, khususnya bila sel pecah akibat rusaknya korteks akar. Arbuskula berwujud kumpulan hifa yang menembus plasmalema dan membantu transportasi hara di dalam sel tumbuhan. Pembentukan vesikula dan arbuskula dalam sel menunjukkan bahwa simbiosis telah terjadi dengan sempurna dan tanaman sudah dapat menikmati hasil kerja sama dengan mikoriza berupa meningkatnya ketersediaan unsur hara yang diserap dari dalam tanah.
Selain vesikula dan arbuskula, terbentuk hifa eksternal yang dapat membantu memperluas ruang penyerapan hara oleh akar. Pada bawang merah, misalnya, panjang hifa eksternal dapat mencapai 80 cm per satu cm panjang akar. Di luar akar, hifa dapat membentuk sporangium yang menghasilkan spora sebagai alat reproduksi.
AM banyak membawa keuntungan bagi tumbuhan simbionnya. Ia memperbaiki hasil tumbuhan dan mengurangi masukan pupuk pada tanaman pertanian. Ini terjadi karena MVA meningkatkan ketersediaan beberapa hara di tanah yang diperlukan tanaman, terutama fosfat. Peningkatan penyerapan fosfat diiringi dengan peningkatan penyerapan hara lain, seperti nitrogen (N), seng (Zn), tembaga (Cu), dan belerang (S). Selain itu, MVA memperluas ruang tanah yang dapat dijangkau oleh tanaman inang. Jeruk, umpamanya, dikenal responsif terhadap inokulasi MVA. Inokulasi ini dapat mengarah pada menurunnya penggunaan pupuk P. Selain meningkatkan ketersediaan hara, AM meningkatkan toleransi tumbuhan terhadap kurangnya pasokan air. Luasnya jaringan hifa di tanah membantu akar menyerap air. MVA memengaruhi ketahanan tumbuhan inang terhadap serangan penyakit. AM, tergantung jenisnya, dapat mengurangi pengaruh serangan jamur patogen. Demikian pula, juga dapat mengurangi serangan nematoda. Sebaliknya, tumbuhan yang terinfeksi AM menurun ketahanannya terhadap serangan virus.
Pengaruh AM lain yang pernah teramati adalah dukungannya terhadap simbiosis antara bakteri bintil akar dan polong-polongan, produksi giberelin oleh Gibberella mosseae, memengaruhi sintesis fitohormon tertentu, dan memperbaiki struktur agregasi tanah.
Manfaat Umum MVA
Manfaat dari MVA dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu manfaat dalam ekosistem, manfaat bagi tanaman, dan manfaatnya bagi manusia. Manfaat mikoriza MVA dalam ekosistem sangat penting, yaitu berperan dalam siklus hara, memperbaiki struktur tanah dan menyalurkan karbohidrat dari akar tanaman ke organisme tanah yang lain, sedangkan manfaat bagi tanaman yaitu dapat meningkatkan penyerapan unsur hara, terutama P. MVA ini dapat mengeluarkan enzim fosfatase dan asam-asam organik, khususnya oksalat yang dapat membantu membebaskan P. MVA dapat membantu mengatasi masalah ketersediaan fosfat melalui dua cara, pengaruh langsung melalui jalinan hifa eksternal yang diproduksinya secara intensif sehingga tanaman bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air dan pengaruh tidak langsung, dimana mikoriza dapat memodifikasi fisiologis akar sehingga dapat mengeksresikan asam-asam organik dan fosfatase asam ke dalam tanah. Fosfatase asam merupakan suatu enzim yang dapat mamacu proises mineralisasi P Organik dengan mengkatalisis pelepasan P dari kompleks organik menjadi kompleks anorganik.Mekanisme Penyerapan Fosfat oleh Mikoriza
Peranan MVA tersebut dalam meningkatkan ketersediaan dan serapan P dan unsur hara lainnya melalui proses sebagai berikut :1. Modifikasi Kimia oleh mikoriza dalam proses kelarutan P tanah Pengaruh Mikoriza Arbuskula Pada Ketersediaan dan Penyerapan Unsur Hara Pada tahap ini, terjadi modifikasi kimia oleh mikoriza terhadap akar tanaman, sehingga tanaman mengeksudasi asam-asam norganik dan enzim fosfatase asam yang memacu proses mineralisasi P. Eksudasi akar tersebut terjadi sebagai respon tanaman terhadap kondisi tanah yang kahat P, yang mempengaruhi kimia rizosfer.
2. Perpendekan jarak difusi oleh tanaman bermikoriza. Mekanisme utama bagi pergerakan P ke permukaan akarah melalui difusi yang terjadi akibat adanya gradien konsentrasi, serta merupakan proses yang sangat lambat. Jarak difusi ion-ion fosfat tersebut dapat diperpendek dengan hifa eksternal CMA, yang juga dapat berfungsi sebagai alat penyerap dan translokasi fosfat.
3. Penyerapan P tetap terjadi pada tanaman bermikoriza meskipun terjadi penurunan konsentrasi minimum P. Konsentrasi P yang ada di larutan tanah dapat menjadi sangat rendah dan mencapai konsentrasi minimum yang dapat diserap akar, hal ini terjadi sebagai akibat terjadinya proses penyerapan ion fosfat yang ada di permukaan akar. Di bawah konsentrasi minimum tersebut akar tidak mampu lagi menyerap P dan unsur hara lainnya, sedangkan pada akar bermikoriza, penyerapan tetap terjadi sekalipun konsentrasi ion fosfat berada di bawah konsentrasi minimum yang dapat diserap oleh akar. Proses ini ini terjadi karena afinitas hifa eksternal yang lebih tinggi atau peningkatan daya tarikmenarik ion-ion fosfat yang menyebabkan pergerakan P lebih cepat ke dalam hifa MVA.
Kelompok jamur
ini tidak diketahui cara reproduksi generatifnya sehingga disebut juga
jamur imperpekti. Hifa berukuran bersekat-sekat dan tubuhnya
mikroskopis. Deuteromycota memiliki empat ordo:
1. 1. Moniliales
2. Sphaeropsidales
2. Sphaeropsidales
3. 3. Melanconiales
4. 4. Mycelia Sterlia
Siklus hidup
Reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan
hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu
perkembangan jamur yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi
tidak diketahui hubungannya.
Cara hidup
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai
parasit pada tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu
dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila , yaitu jamur oncom.
Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang.
Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung
, pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat
banyak dan berwarna jingga.
Fase
pembiakan secara vegetative pada monilia sp. Ditemukan oleh dodge
(1927) dari amerika serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh
dwidjoseputro (1961), setelah diketahui fase generatifnya,
kenudian jamur ini dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya
menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa.
Reproduksi generative monilia sp dengan menghasilkan askospora.
Askus – askus yang tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap
askus mengandung delapan spora.Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida , misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen bioteknologi serta rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang kehidupan mikrobiologi khususnya tentang Basidiomycota.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca
Terimakasih
Jatinangor,Oktober 2009
Penulis
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 3
Latar Belakang ……………………………………………………………………………… 3
Tujuan ………………………………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 6
Daftar Gambar ……………………………………………………………………. ……..10
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….. 13
Kesimpulan ………………………………………………………………………………………… 13
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………….. 13
Kelompok fungi basidiomycota ini sering disebut jamur oleh orang awam karena banyak jenis – jenis yang karpusnya (tubuh buahnya) besar dan dapat dilihat dengan kasat mata. Dalam buku Mikologi dan Dasar Terapan Oleh Indrawati Gandjar dkk. Kelompok tersebut (yang memiliki tubuh buah besar) dipakai istilah cendawan. Banyak di antara cendawan (mushrooms) sudah dimanfaatkan oleh manusai misalnya Agaricus bisporus, Pleurotus flabellatus, dan Falmmulina velutipes, akan teteapi banyak juga yang beracun, bahkan ada racun yang dapat mematikan, misalnya Amanita sp. Dkk.
Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro. Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen pada tanaman. Sedangkan basidiomycota yang makro adalah Basidiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yag seperti payung, kuping, dan setengah lingkaran.
Reproduksi pada jamur ini terjadi secara seksual dan secara aseksual. Reproduksi secara aseksual dengan cara menghasilkan konidia. Dan yang secara seksual terjadi perkawinan antara hifa yang berbeda jenis.
Filum basidiomycota dibagi ke dalam tiga kelompok utama, yaitu :
Tujuan penyusunan makalah ini adalah memberikan informasi tentang reproduksi, habitat, dll. agar pembaca mengetahui bahwa kelompok jamur Basidiomycota ini merupakan kelompok jamur yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari (meskipun pada kelompok ini terdapat jamur yang merugikan bagi manusia).
Ciri-ciri basidiomycota
Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa vegetatif basidiomycota terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya). Misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generatif ada yang membentuh tubuh buah dan ada yang tidak. Tubuh buah disebut basidiokarp
Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti paying, kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative.
Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.
Reproduksi
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksulal (spora generative), yaitu spora basidium (basidiospora). Tahapan reproduksi seksual pada Basidiomycotina adalah sebagai berikut.
Gambar. Reproduksi Seksual Basidiomycotina
Penjelasan :
Terdapat beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang mempunyai tubuh
buah yang sulit dibedakan antara beracun dan tidak beracun, sehingga
lebih baik jangan memakan jamur yang belum diketahui dapat dimakan atau
tidaknya.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen bioteknologi serta rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang kehidupan mikrobiologi khususnya tentang Basidiomycota.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca
Terimakasih
Jatinangor,Oktober 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… 1DAFTAR ISI …………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 3
Latar Belakang ……………………………………………………………………………… 3
Tujuan ………………………………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………. 6
Daftar Gambar ……………………………………………………………………. ……..10
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….. 13
Kesimpulan ………………………………………………………………………………………… 13
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………….. 13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Terdapat sekitar 30000 spesies basidiomycota yang
telah diketahui, dan 37% diantaranya termasuk golongan jamur atau Fungi.
(kirk et al. 2001). Menurut Campbell (1998 : 579), jamur dari divisio
basidiomycota memiliki 25000 spesies. Nama dari divisio ini diambil dari
bentuk diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium.
Basidiomycota hidup sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain
tumbuhan.Kelompok fungi basidiomycota ini sering disebut jamur oleh orang awam karena banyak jenis – jenis yang karpusnya (tubuh buahnya) besar dan dapat dilihat dengan kasat mata. Dalam buku Mikologi dan Dasar Terapan Oleh Indrawati Gandjar dkk. Kelompok tersebut (yang memiliki tubuh buah besar) dipakai istilah cendawan. Banyak di antara cendawan (mushrooms) sudah dimanfaatkan oleh manusai misalnya Agaricus bisporus, Pleurotus flabellatus, dan Falmmulina velutipes, akan teteapi banyak juga yang beracun, bahkan ada racun yang dapat mematikan, misalnya Amanita sp. Dkk.
Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro. Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen pada tanaman. Sedangkan basidiomycota yang makro adalah Basidiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yag seperti payung, kuping, dan setengah lingkaran.
Reproduksi pada jamur ini terjadi secara seksual dan secara aseksual. Reproduksi secara aseksual dengan cara menghasilkan konidia. Dan yang secara seksual terjadi perkawinan antara hifa yang berbeda jenis.
Filum basidiomycota dibagi ke dalam tiga kelompok utama, yaitu :
- Urediniomycetes,
- Hymenomycetes, dan
- Ustilaginomycetes (Sjamsuridzal, 2001).
Tujuan penyusunan makalah ini adalah memberikan informasi tentang reproduksi, habitat, dll. agar pembaca mengetahui bahwa kelompok jamur Basidiomycota ini merupakan kelompok jamur yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari (meskipun pada kelompok ini terdapat jamur yang merugikan bagi manusia).
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik UmumCiri-ciri basidiomycota
- Umumnya anggota basidiomycota berukuran makroskopis
- Hyfanya bersekat
- Memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran – lembaran yang berliku – liku atau bulat
- Hidupnya saprofit, parasit, dan mutualisme
- Perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan dengan konidium, pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara seksual dengan basidiospora yang dibentuk oleh basidium
- Miselia dikariotik berumur panjang
- Memiliki tahapan diploid sementara
- Habitat jamur yang saprofit pada sisa – sisa makhluk hidup misalnya serasah daun di tanah, merang padi dan pohon yang mati. Sedangkan jamur yang bersifat parasit hidup pada organisme inangnya seperti tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentukmikoriza.
Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa vegetatif basidiomycota terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya). Misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generatif ada yang membentuh tubuh buah dan ada yang tidak. Tubuh buah disebut basidiokarp
Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti paying, kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative.
Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.
Reproduksi
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksulal (spora generative), yaitu spora basidium (basidiospora). Tahapan reproduksi seksual pada Basidiomycotina adalah sebagai berikut.
Gambar. Reproduksi Seksual Basidiomycotina
Penjelasan :
- Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
- Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik).
- Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
- Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp.
- Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium yang berinti diploid (2n).
- Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi empat inti yang haploid (n).
- Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya.
- Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.
- Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.
- Yang menguntungkan manusia
No | Nama Jamur | Peran |
1 | Jamur kuping (Auricularia polytricha) | Dapat dimakan |
2 | Jamur merang (Volvariella volvacea) | Dapat dimakan |
3 | Jamur shitake (Lentinulla edodes) | Dapat dimakan |
4 | Jamur kayu (Ganoderma) | Sebagai obat atau makanan suplemen |
- Yang merugikan
No | Nama Jamur | Peran |
1 | Jamur karat (Puccinia graminis) | Merupakan parasit pada daun tanaman pertanian |
2 | Puccinia arachidis | Parasit pada kacang tanah |
3 | Ustilago maydis | Parasit pada jagung |
4 | Amanita ocreata | Beracun jika dimakan |
5 | Amanita phalloides | Beracun jika dimakan |
6 | Amanita muscaria | Dapat menyababkan halusinasi jika dimakan |